Kamis, 09 April 2015

Clinical Pharmacist 1

"Clinical Pharmacist" sebuah terminologi yang menjadi mimpi sebagian apoteker, termasuk saya. Setiap orang boleh berpendapat kan,,,! for me be a pharmacist is becoming a clinical pharmacist. Ini pendapat saya, saya tidak menyalahkan siapapun jika yang lain punya pendapat yang berbeda. Tapi bagi saya tetap pharmacist yg sebenarnya adalah yang menjalankan farmasi klinis
.
Seorang dosen yg sangat saya hormati pernah memberikan nasihat "jika ingin sukses jadi lah ahli dalam satu bidang jangan dicikoroi sado alahnyo (ini bahasa minang tapi g ada kayaknya bahasa indonesianya). Dulu saya ingin menjadi peneliti bahan alam, menemukan senyawa baru yg bisa bermanfaat bagi orang lain. Semua mata kuliah yg berhubungan dg bahan alam sudah saya di dalami dengan nilai utk semua mata kuliah tsb berhasil di dapat A. Saya Sangat suka menghafal nama2 latin tumbuhan. Bahkan dalam perjalanan payakumbuh- ( my hometown) padang yang memakan waktu sekitar 3.5 jam perjalanan saya habiskan dengan menebak nama tumbuhan yg ada d pinggir jalan dan membayangkan saya punya labor sendiri dengan peralatan terbaru dan bekerja  layaknya seorang scientist .Bahkan saya juga membuat kebun tumbuhan obat di halaman rumah. Tapi sayangnya impian itu hanya bertahan sampai semester 6. Memasuki semester 7 seorang dosen menceritakan tentang kehidupan farmasi di RS, tentang apa yang bisa dikerjakan di RS. Hal ini memberikan pilihan baru, spertinya ini akan menjadi tantangan yang luar biasa dan apa yg dilakukan oleh dosen praktisi (alm. ibuk deswinar darwin) itu terlihat sangat awesome. Beliau memberikan semangat baru dan keputusan pun di buat. I wanna be a clinical pharmacist.
Untuk menamatkan kuliah sarjana tentunya saya harus melakukan penelitian dan untuk menyelasaikan studi saya memilih penilitian di RS jiwa. Awalnya ada rasa ragu dan cemas, bahwa saya yang belum pernah memiliki pengalaman praktek sebelumnya harus mengambil data penelitian dengan berkomunikasi dengan pasien yang menderita gangguan jiwa. Banyak halangan, rintangan dan air mata untuk mendapatkan gelar S.Farm ini, tapi singkat cerita akhirya saya di wisuda dan melanjutkan kuliah profesi apoteker dan S2. Kembali jurusan yang saya ambil untuk studi S2 juga bidang klinis.
Setelah selesai S2 saya merasa ilmu saya belum seberapa, masih banyak hal hal yang harus saya pelajari. Saya masih belum bisa melihat figur seorang clinical pharmacist secara langsung. Melihat dia bekerja dengan pasien, melihat dia melakukan pekerjaan kefarmasian. Saya pernah praktek di beberapa rumah sakit sebelumnya tapi seperti apa yang farmasi klinik itu masih belum bisa saya bayangkan. Secara teori mungkin saya bisa membaca di literatur (pilihan literaturnya pun sgt banyak) tapi yang lebih saya butuhkan itu adalah realnya seperti apa. Ini masih menjadi pertanyaan besar.
Semoga nanti farmasi klinik ini benar-benar bisa di terapkan di negara ini seperti negara - negara lainnya.
Batam, 9 April 2015

Tidak ada komentar: