Senin, 04 April 2011

THALIDOMID

Talidomid atau α-(N-phthalimido) adalah obat yang digunakan pada akhir tahun 1950 untuk terapi morning sickness dan nausea dan dalam waktu yang pendek menjadi obat pilihan untuk meolong wanita yang hamil. Obat ini menjadi umum digunkan dan secara luas diresepkan diberbagai Negara : eropa, australia, asia, afrika dan amerika. Dugaan orang obat ini tidak berbahaya, bahkan pada dosis besar sekalipun. Bagaimanapun juga pada awal tahun 1960 ditemukan adanya hubungan pemakaian talidomid dengan munculnya abnormal
kongenital yang menyebabkan cacat pada kelahiran yang sangat parah pada wanita yang menerima talidomid selama kehamilan. Lebih dari 10.000 kasus bayi lahir dalam keadaan cacat dilaporkan yang dilaporkan lebih dari 46 negara. Anak yang dilahirkan ada yang kehilangan anggota tubuh (amelia) atau abnormal (phocomelia) kaki, lengan, jari dan tangan, cacat pada spinal cord, cleft lip, atau palate dll. Diperkiran 40% korban talidomid meninggal dalam kelahiran dalam setahun. Saat ini diperkiran masih ada sekitar 5000 manusia cacat yang disebabkan oleh talidomid.
Saat ini talidomid telah banyak dipahami tentang talidomid dan bagaimana ia bekerja. Talidomid diklasifikasikan sebagai imonpmodulator agent, artinya ia mempengaruhi senyawa kimia tertentu di dalam tubuh yang mengontrol aktivitas cel. Kita juga tau bahwa talidomid dapat juga menyebabkan berbagai efek yang juga menolong seperti : memperlambat atau menghentikan pertumbuhan pembuluh darah baru, yang dikenal juga dengan angiogenesis.
Pada saat ini talidomid telah disetujui untuk pengobatan erythema nodosum leprosum (lepra). Bagaimanapun juga talidomid juga telah dilakukan penelitian dalam sejumlah besar penyakit, termasuk kanker.
Uji klinik telah menunjukkan bahwa talidomid aktiv melawan myeloma dan dapat menghasilkan respon komplit atau sebagain, sebaik stabilitas penyakit. Dalam uji ini talidomid ditemukan efektif pada pasien dengan stage yang berbeda dari myeloma, termasuk:
1. Pasien yang baru didiagnosa myeloma
2. Pasien yang tidak memberikan respon dengan obat lain
3. Pasien yang myelomnya kembali lagi setelah pengobatan sebelumnya sukses.
Sebagai tamabahan, talidomid juga telah sukses dalam mengobati myeloma ketika diberikan tunggal atau diberikan dengan kombinasi dengan dexametason. Pemilihan pengobatan yang tepat adalah berdasarkan kasus individu pasien. Pada beberapa kasus telah ditemukan bahwa talidomid lebih efektif diberikan tunggal jika dibandingkan dengan kombinasi yang membutuhkan waktu yang lama untuk menimbulkan efek. Efektifitas dari obat akan terlihat biasanya pada bulan ketiga pengobatan. Jika terlihat respon yang baik maka dokter akan menyarankan unutk melanjutkan terapi. Hal yang harus dicatat adalah bahwa tidak semua orang memberikan respon terhadap talidomid dan terapi lain perlu dipertimbangkan.

BAGAIMANA TALIDOMID BEKERJA
Walaupun ahli masih berusaha untuk memahami bagaimana tepatnya talidomid bekerja melawan kanker, tapi saat ini berdasarkan data yang telah diketahui, ada dua tipe kerja dari talidomid
1. Talidomid dipercaya mendorong tubuh untuk menghasilkan system imun yang melawan kanker
2. Menghambat suplay darah ke sel kanker. Sel kanker seperti sel normal, membutuhkan nutrien dan oksigen dari darah untuk bertahan hidup dan berkembang.
Talidomid juga dipercaya bekerja dengan jalan lain dalam memerangi myeloma, termasuk langsung menyerang sel kanker dan molekul yang mengikuti tumbuh kembang myeloma. Bagaimanapun juga efek yang tepat belum jelas dan para ilmuan sedang aktif menelitinya.

KEMUNGKINA EFEK SAMPING TALIDOMID
Efek sampig yang paling umum dari talidomid adalah
1. Drowsiness - perasaan mengantuk atau kelalahan
2. Peripheral nefropathi
3. Dizzines
4. Konstipasi
5. Rash
6. Leukopenia
Drowsiness
Metoda berikut ini mungkin bisa menghilangkan efek samping dari talidomid
1. Menggunakan talidomid sebelum tidur
2. Hindari penggunaan obat lain yang bisa menyebabkan Drowsiness ketika menggunakan talidomid
3. Dengan kebijaksanaan dokter, gunakan obat lain untuk mengatasi Drowsiness
4. Hindari alkohol
Peripheral neuropathy
Gangguan pada transmisi sinyal (nervus) pada alat gerak (kaki, tangan, lengan, dan jari) dikenal sebagai peripheral neuropathy. Efek samping ini bisa jadi ringan, menyebabkan bunyai nyaring pada tangan dan jari, yang lebih jarang terjadi dapat menyebabkan nyeri yang parah. Gejala ini secara tipikal terjadi setelah penggunaan talidomid dalam jangka lama tetapi kadang-kadang bisa terjadi dalam waktu dekat. Strategi berikut mungkin membantu dalam mengurangi gejala
1. Berjalan atau bentuk latihan lainnya
2. Hindari menggunakan sepatu dengan hak tinggi dan kaus yang elastis
3. Dengan kebijaksanaan dokter, kurangi dosis talidomid
4. Dengan kebijaksanaan dokter, berikan obat tambahan untuk mengatasi gejala
Dokter harus memperhatikan efek samping yang terjadi. Jika terjadi peripheral neuropathy yang berat maka talidomid harus dihentikan.

Dizzines
Dizzines mungkin terjadi ketika menggunakan talidomid. Duduk dan tunggu beberapa menit sebelum bangun dari tidur, bisa mengurangi dizzines.

Konstipasi
Konstipasi mungkin terjadi pada penggunaan talidomid, tetapi jarang menyebabkan konstipasi yang parah. Pencegahan adalah kunci dari manajemen
1. Minum air minimal 8 gelas sehari
2. Tambahkan makanan berserat setiap pagi seperti jus apel
3. Latihan
4. Dengan rekomendasi dokter gunakan obat laksatif atau pelunak tinja
Rash
Mild rash (kulit merah atau tidak berwana, dengan atau tanpa benjolan) biasanya dimulai di kepala dan menyebar ke lengan dan kaki. Mild rash ini bisa hilangkan dengan
1. Gunakan antihistamin dan kortikosteroid oral atas saran dokter
2. Untuk mengurangi kulit kering, gunakan pelmbab
Rash biasanya hilang secara sponta setelah 10-14 hari pengobatan. Beberapa reaksi bisa serius seperti steven johnson sindrom.

LEUKOPENIA
Talidomid kadang-kadang bisa menurunkan sel darah putih. Kondisi ini disebut leukopenia. Karena kemungkinan ini, maka tes darah perlu dilakukan secara teratur. Jika jumlah sel darah putih menurun drastis, dosis mungkin terlalu besar atau perlu ditambahkan obat lain.

Tidak ada komentar: