Mencoba untuk menulis yang tidak berbau ilmiah,
bosan juga membaca dan menulis artikel yang berbau sains dan ilmiah. Mari mulai
tulisan pertama di bulan November dengan sesuatu yang menginspirasi. Topik yang
dipilih for my first post in November is Trouble, because last
month was a hard month that I had. I learn many things from what had
happened.
Ketika kita mendengar kata
"Trouble is A Friend" mungkin yang terlintas di pikiran kita adalah lagunya Lenka penyanyi asal negri kangguru (one of my favorite singer). Kalau kita artikan kalimat tersebut mungkin maknanya adalah seperti ini, masalah adalah teman, kemanapun kita pergi masalah akan selalu ada. Masalah memang tidak ada habisnya, sebagai seorang manusia adalah wajar menghadapi berbagai masalah. Masalah merupakan proses menuju pendewasaan, semakin banyak masalah yang dihadapi, maka akan semakin banyak pengalaman hidup yang kita peroleh yang artinya kita telah melewati salah satu proses pendewasaan. (ya itu kalau yang punya masalah mampu bertahan menghadapi masalah dan mencarikan solusinya, tidak hanya pasrah menuggu datangnya keajaiban). Setelah kita berhasil menghadapi masalah dan rintangan itulah yang disebut sukses (sungguh defenisi yang sangat sederhana). Dalam kita berusaha adalah wajar untuk jatuh dan kalah dalam menggapai sesuatu. Segala sesuatu butuh proses, tidak langsung datang dari langit. Jika kita tetap berusaha hingga impian terwujud, kita akan merasakan manisnya usaha yang telah kita lakukan. Tetapi ada juga orang yang tidak menemukan dirinya sendiri dan kehilangan segalanya. Kenapa...? karena ia memaknai kesulitan, cobaan dan rintangan sebagai penderitaan. Sehingga ia tidak mampu bertahan menghadapi kesulitan tersebut.
"Trouble is A Friend" mungkin yang terlintas di pikiran kita adalah lagunya Lenka penyanyi asal negri kangguru (one of my favorite singer). Kalau kita artikan kalimat tersebut mungkin maknanya adalah seperti ini, masalah adalah teman, kemanapun kita pergi masalah akan selalu ada. Masalah memang tidak ada habisnya, sebagai seorang manusia adalah wajar menghadapi berbagai masalah. Masalah merupakan proses menuju pendewasaan, semakin banyak masalah yang dihadapi, maka akan semakin banyak pengalaman hidup yang kita peroleh yang artinya kita telah melewati salah satu proses pendewasaan. (ya itu kalau yang punya masalah mampu bertahan menghadapi masalah dan mencarikan solusinya, tidak hanya pasrah menuggu datangnya keajaiban). Setelah kita berhasil menghadapi masalah dan rintangan itulah yang disebut sukses (sungguh defenisi yang sangat sederhana). Dalam kita berusaha adalah wajar untuk jatuh dan kalah dalam menggapai sesuatu. Segala sesuatu butuh proses, tidak langsung datang dari langit. Jika kita tetap berusaha hingga impian terwujud, kita akan merasakan manisnya usaha yang telah kita lakukan. Tetapi ada juga orang yang tidak menemukan dirinya sendiri dan kehilangan segalanya. Kenapa...? karena ia memaknai kesulitan, cobaan dan rintangan sebagai penderitaan. Sehingga ia tidak mampu bertahan menghadapi kesulitan tersebut.
I remembered what I have learned last night,
mungkin bisa di analogkan dengan keadaan ini. Dalam Bahasa Inggris layaknya
bahasa Indonesia juga ada konotasi positif dan konotasi negatif. sebagai contoh
"This exam is
difficult" (konotasi negatif)
"This exam is challenging
" (konotasi positif)
Kalimat yang pertama konotasinya negatif, jika
kita mengatakan itu sulit, maka kita benar-benar akan kesulitan dalam
menghadapinya, tetapi pada kalimat kedua maknanya seakan-akan kita menganggap
kalau ujian tersebut merupakan suatu tantangan yang membuat kita lebih
bersemangat untuk menaklukkan ujian tersebut. I hope u get d point
.
Orang yang mengganggap masalah sebagai
penderitaan, tak jarang mereka akan jatuh dan tidak mampu bertahan. Padahal
sudah merupakan sunatullah bahwa padanan kesulitan adalah kemudahan, dibalik
cobaan ada kelapangan dan di antara rintangan ada jalan. Jika siang telah
berlalu, tentu malam akan datang. Jika kekalahan datang, maka akan ada masanya
untuk kemengan. Mungkin ini lah yang dikatakan "hidup seperti roda
pedati" tidak selamanya yang di atas akan tetap di atas, dan
sebaliknya.
Hidup memang tidak mudah, hanya orang-orang
pemalas yang mengharapkan hidup mudah. (lazy man, something that I hate).
Untuk bisa hidup diperlukan perjuangan. Perjuangan yang tidak bisa dikatakan
mudah.
Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana kita
menghadapi masalah tersebut..? inilah yang paling penting. tanggapan kita
terhadap masalah. Jika kita salah dalam menanggapi masalah, bukan tidak mungkin
akan timbul masalah yang lebih besar. Cara pandang kita terhadap masalah
akan berpengaruh terhadap tindakan yang akan kita ambil dalam menghadapi
masalah tersebut. Sebagai contohnya ketika kita tidak berhasil dalam usaha yang
kita jalankan, kita memandang bahwa kita memang tidak berbakat untuk usaha ini,
dan hanya pasrah. cara pandang kedua, mungkin kita harus melakukan inovasi
lain, dan harus memikirkan cara lain dan introspeksi diri dan tidak mau
menyerah. Jika kita memilih cara pandang pertama, percayalah kita tidak akan
pernah berhasil. Nilai-nilai negatif harus di singkirkan dari pikiran kita.
Jika kita memandang suatu masalah dengan positif maka akan ada energi-energi
yang luar biasa ketika kita dalam keadaan terjepit. Akan muncul semangat,
ide-ide baru, kemauan dalam menghadapi permasalahan. "Ular yang kecil pun
akan mematuk jika ia terjepit". Jika kita memandang masalah dengan pikiran
negatif yang ada hanya kegelisahan,sesak di dada, menggerutu, dan putus asa.
jadi kesimpulannya hal yang paling bijak dalam menghadapi masalah adalah dengan
berpikiran positf.
"POSITIVE
THINKING"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar